Yogyakarta, 16 Juli 2025 — Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan mencari solusi berkelanjutan atas tantangan krisis air global, telah diselenggarakan webinar bertajuk "Sustainable Water Futures: One Drop at a Time, Save our Future". Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi berbagai institusi pendidikan dari Indonesia, Malaysia, dan Australia, termasuk Universitas Proklamasi 45, Politeknik Negeri Lampung, Universitas Hang Tuah, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, serta dukungan ICCCM.
Acara ini menghadirkan para pembicara internasional yang kompeten di bidangnya:
🔹 Prof. Rudolf Wirawan (The University of Adelaide) sebagai Keynote Speaker.
🔹 Ir. Bagus Gilang Pratama, S.T., M.Eng. (Institut Teknologi Nasional Yogyakarta).
Moderator:
🔹 Putri Ana Nurani, S.S., M.M. (Universitas Proklamasi 45).
Narasumber lainnya:
🔹 Prof. Dr. Fitriani, S.P., M.E.P. (Politeknik Negeri Lampung)
🔹 Dr. Engki Andri Kisnarti, S.T., M.Si., IPP, MCE. (Universitas Hang Tuah)
🔹 Prof. Dr. Chatarina Lilis Suryani, S.TP., M.P. (Universitas Mercu Buana Yogyakarta)

Dalam webinar ini, para narasumber menekankan pentingnya teknologi, perencanaan yang lebih baik, kebijakan yang kuat, dan kolaborasi global demi memastikan akses air yang bersih dan adil bagi semua lapisan masyarakat. Krisis air bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga hak, distribusi, kualitas, dan ketahanan.
Diskusi menarik turut mengemuka, termasuk pertanyaan dari peserta terkait isu privatisasi air sebagai komoditas, serta penerapan model BIMA dalam pengelolaan DAS Citarum yang diajukan oleh Fitriani dari Politeknik Negeri Lampung kepada Prof. Rudolf Wirawan.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, dengan waktu yang disesuaikan:
🇮🇩 Indonesia (WIB): 09.30 - 12.00
🇦🇺 Adelaide: 12.00 - 14.30
🇺🇿 Uzbekistan / Pakistan: 07.30 - 10.00
🌐 icccm.asia
Krisis air dunia merupakan persoalan serius, namun bukan sesuatu yang mustahil untuk diatasi. Untuk memecahkan masalah ini, dibutuhkan pendekatan sistem yang mengaitkan air dengan isu-isu lain seperti iklim, kesehatan, keadilan, dan tata kelola. Tidak cukup hanya memikirkan soal ketersediaan air, tapi juga pemerataan, kualitas, ketahanan, dan hak atas air. Solusinya menuntut upaya bersama secara lokal, nasional, dan global, serta inovasi dan perubahan perilaku.
Dengan teknologi, perencanaan yang lebih baik, kebijakan yang kuat, dan kerja sama, dunia dapat mewujudkan akses air yang aman, bersih, dan adil untuk semua orang. Ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar